Sabtu, 26 November 2011

Remaja = Pencarian Jati Diri = Berubah?

Entah kenapa setiap saat mendengar kata berubah pasti keingetannya Power Ranger yang sebenarnya asli dari Jepang itu lo, swear. Kalo nggak salah ada 5 orang ya? Dua cewek dan tiga cowok kan? Jeeeh, malah jadi Power Ranger gini, gomenasai. Nggak bisa ngehentiin imajinasi ini terus soalnya.

Oke kembali ke main topic...

Berhubung si Author Blog ini lagi anget-angetnya jadi remaja *eh, emang ada?* makanya ngomonginnya psikologi remaja deh. Ayuukkk dibacaaaa...

Remaja, jamannya mencari jati diri dan menemukan kita yang "sesungguhnya". Eh, emang yang dulu itu siapa? Roh Gentayangan yang merasuki kita? Jelas bukan lah ya. Menurut saya diri kita yang masih unyu itu masih gampang sekali untuk dipengaruhi oleh orang, innocent, masih butuh banyak sosialisasi deh pokoknya.
Contohnya ni ya kalau ada anak kecil aja deh, liatin. Kalo orang tuanya tidak bisa memenuhi keinginannya *entah nggak punya uang atau karena mintanya yang nggak wajar* pasti si orang tua ngasih tau ke anaknya sesuatu yang mereka belum tahu pasti tapi bertujuan meng-cancel "tuntutan" si anak dan pasti si anak percaya dong. Iya kan? Tentu iyaaa, kalo nggak iya itu aneh banget *maksa ih*.
Nah, waktu remaja kita sudah mulai mengenal lingkungan kita, orang tua yang ngebohongin kita juga udah keliatan banget kedok aslinya. Apalagi gerombolan teman sekolah, nongkrong, ataupun tetangga remaja kita yang punya pengaruh agar kita lebih "gaul" yang terkadang efeknya negatif banget.
Sebagai seorang pribadi yang udah mulai sadar lingkungan kita juga nggak boleh egois melimpahkan semua tanggung jawab ke ortu/bonyok kita tercinta. Hey, mereka udah ngerawat dan ngebesarin kita dari seupil *euuuhhh* sampe segini gedenya dan kita masih nyalahin mereka atas sesuatu yang bisa kita perbuat tapi nggak kita lakuin dan pada akhirnya berbuah pahit?
Nope, kita kan remaja cool! Pilih jalan yang pada akhirnya membawa kita pada kesuksesan dan kebahagiaan walaupun jalan itu punya semilyar duri, granat, bom, ataupun radiasi nuklir *lengkapnya*. Catet juga, jalan itu harus lurus, jangan berkelok dari tujuan utamanya. Pegang teguh ajaran agama kita, karena pelajaran itu diberikan bukan cuma nyusahin otak kita tiap kali ulangan.
Memang ada faktor lain yang mempengaruhi. Yaitu si "teman-teman" yang kadang agak gatal juga ngeliat kita terlalu lurus? Jangan abaikan mereka, karena merekalah orang-orang yang menghiasi hari-hari kita dengan ekspresi yang segudang gede banyaknya. Tapi ingat mereka juga punya efek negatif seperti yang saya sebut di atas, jadi tetep aware ya?
Ikuti arus mereka tapi jangan sampe merasa risih sama diri sendiri, because you're too beautiful to trapped in their bad influence. Percayalah, jika mereka ninggalin kamu mereka yang rugi karena mereka menyia-nyiakan orang yang berpandangan maju kayak kamu yang sebenarnya susah banget buat dilakukan/ditemukan sama anak remaja sekarang.
Last but not least kamu nggak harus berubah dalam proses mencari jati dirimu, tapi kamu harus mengerti apa yang ada/diinginkan hatimu dan cobalah membuatnya menjadi nyata dengan jalan lurus yang telah kamu pilih. Siapkan senjatamu untuk melindungi diri dari segala bom disitu dan finally...!

yeaahhhh....!